Nama : Fiza Intan Naumi (11150340000010)
Tugas mata kuliah : Membahas kitab tafsir
Resensi buku
Judul buku :
Diskursus Munasabah Al-Quran dalam Tafsir Al-Misbah
Penulis : Dr.
Hasani Ahmad Said, M.A
Penerbit : Amzah
Cetakan : Pertama
Jumlah halaman :
293 halaman
Tahun terbit : April
2015
Ukuran : 23 cm x
15,5 cm
Tema : Keautentikan Al-Quran dalam perspekrif
Munasabah
Dengan pengalaman pendidikan yang mumpuni dibidang Tafsir hadist, yang
mana beliau telah menamatkan pendidikan
tafsir hadist dari jenjang S-1 hingga S-3 , beliau pula merupakan alumni
Pendidikan Kader ulama (PKU) , Majlis Ulama Indonesia (MUI) , dan alumni
terbaik Pendidikan Kader Mufassir(PKM) , Pusat Studi al-Quran, serta pernah
mendapatkan beasiswa ke Kairo,Mesir , beliau pula doctor termuda pada masanya dan Doktor terbaik UIN Syarif hidayatullah Jakarta
pada tahun 2011, maka dengan keahlian keilmuan yang beliau miliki inilah beliau
menulis buku ini.
Al-Quran adalah kitab yang Allah
SWT turunkan kepada nabi Muhammad sebagai wahyu , yang mana wahyu ini merupakan
petunjuk bagi umat islam. Yang didalamnya banyak berisi
pengetahuan-pengetahuan, pemberitaan, peringatan, hukum-hukum dan lain
sebagainya. Banyak para ilmuan barat bahkan mengagumi keautentikan al-Quran
dibandingkan dengan kitab suci yang lainnya, seperti menurut Huston Smith dalam
bukunya The World’s Religion yang
mengatakan bahwa belum pernah ada kitab dalam khazanah keagamaan pada
kebudayaan lain yang demikian sulit dimengerti oleh orang barat selain
al-Quran, yang mana al-Quran ini lebih komplit
dibandingkan dengan perjanjian lama dan perjanjian baru walaupun panjangnya
hanya empat perlima dari dua kitab tersebut.
Az-Zarkasyi berkata bahwa al-Quran diturunkan bukanlah secara tidak
sengaja, kebetulan. Serta tanpa sasaran dan tujuan tertentu, namun al-Quran ini
didalamnya pengguanaan dan susunan kata, konstruksi ayat dan surah, serta
peralihan tema yang terdapat didalamnya memiliki kekuatan konsep sebagai suatu
kalam yang utuh dan padu. Al-Quran yang terdiri dari 30 juz, 114 surah, hamper
88000 kata, dan lebih dari 300000 huruf, yang mana menurut al-Qurtubi laksana
satu surah yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Maka dengan itu , satu kesatuan
al-Quran itu terjadi sama sekali bukan karna dipaksakan, melainkan bisa
dibuktikan melalui hubungan antara bagian demi bagian.
Banyak terjadi perbedaan pendapat dikalangan para ulama salaf tentang
urutan surah didalam al-Quran. Ada yang mengatakan bahwa al-Quran diurutkan
secara tauqifi ( dari nabi Muhammad), ada pula yang mengatakan al-Quran
didasarkan pada ijtihadi(para sahabat). Namun pendapat yang kuat adalah dari
nabi Muhammad sendiri (tauqifi). Hal
ini wajar jika terjadi perbedaan pendapat dalam ilmu munasabah al-Quran, karena
munasabah ini sendiri adalah ilmu ijtihadi , yang sangat memungkinkan
terjadinya perbedaan pendapat antara yang satu dengan yang lainnya, tetapi
perbedaan itu masih dapat ditoleransi selama masih dikategorikan ma’qul atau rasional. Namun belakangan
ini banyak para orientalis yang
menghujat serta meragukan penulisan dan komplikasi munasabah dan pengumpulan
al-Quran.
Namun dengan hal itu, banyak ilmuan islam yang membantah
pendapat-pendapat orientalis yang menulis kekurangan al-Quran dan
menjelek-jelekan dengan mencari celah kekurangan al-Quran, dan ilmuan barat
bahkan ada yang membantah pendapat orientalis, seperti R.B Sarjent yang mana ia
membantah pendapat john Burton yang mengatakan bahwa keseluruhan al-Quran
adalah karya nabi Muhammad, ia membantahnya dengan mengatakan bahwa an historical circumstance so public (karna
sejarah pewahyuan al-Quran tidak pernah
terungkap).
Keterkaitan al-Quran dengan munasabah sangatlah erat kaitannya, dengan
munasabah ini sendiri kita dapat melihat bahwa al-Quran adalah suatu mukjizat
yang tidak dapat dibantah lagi. Keserasian antara ayat dengan ayat, surah
dengan surah dan sebagainya membuat kita tidak dapat membantah bahwa al-Quran
adalah sebuah keautentikan mukjizat yang tidak hanya pada masa terdahulu, namun hingga sekarang dapat
dirasakan kemukjizatannya.
Didalam buku ini, penulis menjelaskan studi tentang munasabah atau
kolerasi ayat dengan ayat atau surah dengan surah mempunyai arti penting dalam
memahami makna al-Quran serta membantu dalam proses penakwilan dengan baik dan
cermat.seperti yang dikatakan oleh Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-hasani
bahwasanya kesesuaian (munasabah) merupakan kaitan makna yang menghubungkan
kedekatan hubungan dan kedekatan bentuk baik kaitan umum ataupun khusus
diantara ayat-ayat yang rasional(‘aqli)
, fisik (hissi) dan imajinatif (khayali) tanpa mengupas lafal-lafal
menurut makna peristilahan bahasa ataupun pemikiran filososfis.
Didalam buku ini banyak pula
dicantumkan berbagai pendapat-pendapat para mufassir baik dari zaman klasik
hingga kontenporer. Seperti tokoh pencetus ilmu munasabah adalah Abu Bakr
al-Qasim al-Naisaburi ( w.324 H ) Adapun acuan penulis pada ulama klasik adalah
seperti al-Baqa’i , az-Zarkasyi, al-Sayuthi dan sebagainya. Dan jika pada ulama
kontemporer seperti Muhammad Arkoun, Nashr Hamid Abu Zaid, Amin al-Kuhli,
Muhammad Abid al-Jabiri, Muhammad Syahrur, Fazlur Rahman, Said Hawwa dan lain
sebagainya.
Ada beberapa istilah sendiri yang digunakan
oleh para mufassir mengenai pengistilahan munasabah. Seperti ar-Razi
menyebutnya dengan ta’alluq, Sayyid
Qutbh mennyebutnya dengan irtibath,
Rasyid Ridha menggunakan dua istilah, yaitu al-ittishal
dan al-ta’lil.
Adapun munasabah itu sendiri menurut Abu Zaid terbagi kepada dua, yaitu
munasabah antar surah dan munasabah antar ayat. Disini penulis banyak mengutip
beberapa pendapat para mufassir baik munasabah antar surah ataupun antar ayat,
seperti al-Zarkasyi yang mengatakan bahwa induk-induk ilmu al-Quran ada tiga
bagian , yaitu tauhid , peringatan dan hukum-hukum. Buku ini sangat jelas dalam
segi pemaparan poin-poin dalam ilmu munasabah
dan langsung terhadap inti-inti pembahasan yang membuat kita dapat memahami isi buku dengan
baik, serta membuat kita dapat memahami dengan jelas bahwa al-Quran adalah
mukjizat yang tidak diragukan lagi, walaupun banyak para orientalis dan ilmuan
barat yang membantahnya.
Buku ini sangat bagus untuk
dijadikan referensi dalam mempelajari tafsir al-Quran terkhusus bagi mereka
yang mau mendalami keilmuan tafsir ataupun bagi mereka yang kuliah dibidang
tafisr hadist. Bagi mereka yang menyukai pengkajian al-Quran secara dalam maka
buku ini bagus menjadi acuan karna memuat
sumber-sumber yang banyak yang dapat
diakui keabsahannya. buku ini memuat banyak contoh-contoh yang dapat memudahkan
pembaca dalam mencerna maksud dari bahasan keilmuan nya. Dan di dalam buku ini penulis banyak menulis
footnote yang lengkap, yang mana dapat memudahkan pembaca untuk mengetahui
sumber-sumber yang digunakan penulis dalam memaparkan penjelasannya. Kertas
yang digunakan pun bagus, karena tebal dan rapi, sehingga tidak mudah sobek dan
terlipat.
Namun sayang buku ini banyak menggunakan bahasa- bahasa atau kata-kata
yang sulit dimengerti untuk masyarakat yang awam, serta terlalu banyak
mencantumkan footnote, dan tidak mencantumkan gambar ataupun ilustrasi yang
mana dapat membuat pembaca cepat merasa bosan serta desain sampul yang terlalu
monoton sehingga kurang menarik.
Kesimpulan
Al-Quran memilki mukjizat dalam segi ketata
bahasaannya (balagah), keserasian
antara ayat dengan ayat, surah dengan surah, makna isi yang ada didalamnya,
ilmu pengetahuan yang hingga kini banyak ditemukan, serta petunjuk-petunjuk
yang ada didalamnya membuat kita bertambah yakin bahwa ini adalah kalamullah yang Allah turunkan kepada
nabi Muhammad , bukan karya manusia.
Munasabah al-Quran, merupakan cabang ulum al-Quran yang penting
dipelajari, yang mana dapat menjelaskan kepada kita makna dan tujuan dari
surah-surah yang terkandung didalamnya. Membuat kita dapat memahami kolerasi
ayat al-Quran dengan ayat yang lain.
Maka secara keseluruhan buku DR.Hasani Ahmad Said,M.A , “Diskursus
Munasabah al-Quran Dalam Tafsir al-Misbah” ini sangat bermanfaat bagi kita
untuk memahami al-Quran dengan baik. Maka buku ini sangat layak diapresiasi
karna dapat menyuguhkan tulisan mengenai penafsiran al-Quran dalam segi
munasabah al-Quran . Bahasa yang digunakan sangat komunikatif. Sehingga kita
dapat memahami isi pembahasan yang ada didalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar