Rabu, 09 November 2016

Resensi Buku "Diskursus Munasabah al-Quran dalam Tafsir Al-Misbah"




Nama : Fiza Intan Naumi (11150340000010)
Tugas mata kuliah : Membahas kitab tafsir

Resensi buku

Judul buku : Diskursus Munasabah Al-Quran dalam Tafsir Al-Misbah
Penulis : Dr. Hasani Ahmad Said, M.A
Penerbit : Amzah
Cetakan : Pertama
Jumlah halaman : 293 halaman
Tahun terbit : April 2015
Ukuran : 23 cm x 15,5 cm




            Tema : Keautentikan Al-Quran dalam perspekrif Munasabah

  Dengan pengalaman pendidikan yang mumpuni dibidang Tafsir hadist, yang mana beliau  telah menamatkan pendidikan tafsir hadist dari jenjang S-1 hingga S-3 , beliau pula merupakan alumni Pendidikan Kader ulama (PKU) , Majlis Ulama Indonesia (MUI) , dan alumni terbaik Pendidikan Kader Mufassir(PKM) , Pusat Studi al-Quran, serta pernah mendapatkan beasiswa ke Kairo,Mesir , beliau pula doctor termuda  pada masanya dan  Doktor terbaik UIN Syarif hidayatullah Jakarta pada tahun 2011, maka dengan keahlian keilmuan yang beliau miliki inilah beliau menulis buku ini.
   Al-Quran adalah kitab  yang Allah SWT turunkan kepada nabi Muhammad sebagai wahyu , yang mana wahyu ini merupakan petunjuk bagi umat islam. Yang didalamnya banyak berisi pengetahuan-pengetahuan, pemberitaan, peringatan, hukum-hukum dan lain sebagainya. Banyak para ilmuan barat bahkan mengagumi keautentikan al-Quran dibandingkan dengan kitab suci yang lainnya, seperti menurut Huston Smith dalam bukunya The World’s Religion yang mengatakan bahwa belum pernah ada kitab dalam khazanah keagamaan pada kebudayaan lain yang demikian sulit dimengerti oleh orang barat selain al-Quran, yang mana al-Quran ini lebih komplit dibandingkan dengan perjanjian lama dan perjanjian baru walaupun panjangnya hanya empat perlima dari dua kitab tersebut.
  Az-Zarkasyi berkata bahwa al-Quran diturunkan bukanlah secara tidak sengaja, kebetulan. Serta tanpa sasaran dan tujuan tertentu, namun al-Quran ini didalamnya pengguanaan dan susunan kata, konstruksi ayat dan surah, serta peralihan tema yang terdapat didalamnya memiliki kekuatan konsep sebagai suatu kalam yang utuh dan padu. Al-Quran yang terdiri dari 30 juz, 114 surah, hamper 88000 kata, dan lebih dari 300000 huruf, yang mana menurut al-Qurtubi laksana satu surah yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Maka dengan itu , satu kesatuan al-Quran itu terjadi sama sekali bukan karna dipaksakan, melainkan bisa dibuktikan melalui hubungan antara bagian demi bagian.
  Banyak terjadi perbedaan pendapat dikalangan para ulama salaf tentang urutan surah didalam al-Quran. Ada yang mengatakan bahwa al-Quran diurutkan secara tauqifi ( dari nabi Muhammad), ada pula yang mengatakan al-Quran didasarkan pada ijtihadi(para sahabat). Namun pendapat yang kuat adalah dari nabi Muhammad sendiri (tauqifi). Hal ini wajar jika terjadi perbedaan pendapat dalam ilmu munasabah al-Quran, karena munasabah ini sendiri adalah ilmu ijtihadi , yang sangat memungkinkan terjadinya perbedaan pendapat antara yang satu dengan yang lainnya, tetapi perbedaan itu masih dapat ditoleransi selama masih dikategorikan ma’qul atau rasional. Namun belakangan ini  banyak para orientalis yang menghujat serta meragukan penulisan dan komplikasi munasabah dan pengumpulan al-Quran.
   Namun dengan hal itu, banyak ilmuan islam yang membantah pendapat-pendapat orientalis yang menulis kekurangan al-Quran dan menjelek-jelekan dengan mencari celah kekurangan al-Quran, dan ilmuan barat bahkan ada yang membantah pendapat orientalis, seperti R.B Sarjent yang mana ia membantah pendapat john Burton yang mengatakan bahwa keseluruhan al-Quran adalah karya nabi Muhammad, ia membantahnya dengan mengatakan bahwa an historical circumstance so public (karna sejarah pewahyuan  al-Quran tidak pernah terungkap). 
   Keterkaitan al-Quran dengan munasabah sangatlah erat kaitannya, dengan munasabah ini sendiri kita dapat melihat bahwa al-Quran adalah suatu mukjizat yang tidak dapat dibantah lagi. Keserasian antara ayat dengan ayat, surah dengan surah dan sebagainya membuat kita tidak dapat membantah bahwa al-Quran adalah sebuah keautentikan mukjizat yang tidak hanya pada  masa terdahulu, namun hingga sekarang dapat dirasakan kemukjizatannya.
   Didalam buku ini, penulis menjelaskan studi tentang munasabah atau kolerasi ayat dengan ayat atau surah dengan surah mempunyai arti penting dalam memahami makna al-Quran serta membantu dalam proses penakwilan dengan baik dan cermat.seperti yang dikatakan oleh Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-hasani bahwasanya kesesuaian (munasabah) merupakan kaitan makna yang menghubungkan kedekatan hubungan dan kedekatan bentuk baik kaitan umum ataupun khusus diantara ayat-ayat yang rasional(‘aqli) , fisik (hissi) dan imajinatif (khayali) tanpa mengupas lafal-lafal menurut makna peristilahan bahasa ataupun pemikiran filososfis.
   Didalam buku ini banyak pula dicantumkan berbagai pendapat-pendapat para mufassir baik dari zaman klasik hingga kontenporer. Seperti tokoh pencetus ilmu munasabah adalah Abu Bakr al-Qasim al-Naisaburi ( w.324 H ) Adapun acuan penulis pada ulama klasik adalah seperti al-Baqa’i , az-Zarkasyi, al-Sayuthi dan sebagainya. Dan jika pada ulama kontemporer seperti Muhammad Arkoun, Nashr Hamid Abu Zaid, Amin al-Kuhli, Muhammad Abid al-Jabiri, Muhammad Syahrur, Fazlur Rahman, Said Hawwa dan lain sebagainya.

   Ada beberapa istilah sendiri yang digunakan oleh para mufassir mengenai pengistilahan munasabah. Seperti ar-Razi menyebutnya dengan ta’alluq, Sayyid Qutbh mennyebutnya dengan irtibath, Rasyid Ridha menggunakan dua istilah, yaitu al-ittishal dan al-ta’lil.
   Adapun munasabah itu sendiri  menurut Abu Zaid terbagi kepada dua, yaitu munasabah antar surah dan munasabah antar ayat. Disini penulis banyak mengutip beberapa pendapat para mufassir baik munasabah antar surah ataupun antar ayat, seperti al-Zarkasyi yang mengatakan bahwa induk-induk ilmu al-Quran ada tiga bagian , yaitu tauhid , peringatan dan hukum-hukum. Buku ini sangat jelas dalam segi pemaparan poin-poin dalam ilmu munasabah  dan langsung terhadap inti-inti pembahasan yang  membuat kita dapat memahami isi buku dengan baik, serta membuat kita dapat memahami dengan jelas bahwa al-Quran adalah mukjizat yang tidak diragukan lagi, walaupun banyak para orientalis dan ilmuan barat yang membantahnya.
   Buku ini sangat bagus untuk dijadikan referensi dalam mempelajari tafsir al-Quran terkhusus bagi mereka yang mau mendalami keilmuan tafsir ataupun bagi mereka yang kuliah dibidang tafisr hadist. Bagi mereka yang menyukai pengkajian al-Quran secara dalam maka buku ini bagus menjadi acuan karna  memuat sumber-sumber  yang banyak yang dapat diakui keabsahannya. buku ini memuat banyak contoh-contoh yang dapat memudahkan pembaca dalam mencerna maksud dari bahasan keilmuan nya. Dan di  dalam buku ini penulis banyak menulis footnote yang lengkap, yang mana dapat memudahkan pembaca untuk mengetahui sumber-sumber yang digunakan penulis dalam memaparkan penjelasannya. Kertas yang digunakan pun bagus, karena tebal dan rapi, sehingga tidak mudah sobek dan terlipat.
  Namun sayang buku ini banyak menggunakan bahasa- bahasa atau kata-kata yang sulit dimengerti untuk masyarakat yang awam, serta terlalu banyak mencantumkan footnote, dan tidak mencantumkan gambar ataupun ilustrasi yang mana dapat membuat pembaca cepat merasa bosan serta desain sampul yang terlalu monoton sehingga kurang menarik.

     Kesimpulan

   Al-Quran memilki mukjizat dalam segi ketata bahasaannya (balagah), keserasian antara ayat dengan ayat, surah dengan surah, makna isi yang ada didalamnya, ilmu pengetahuan yang hingga kini banyak ditemukan, serta petunjuk-petunjuk yang ada didalamnya membuat kita bertambah yakin bahwa ini adalah kalamullah yang Allah turunkan kepada nabi Muhammad , bukan karya manusia.
   Munasabah al-Quran, merupakan cabang ulum al-Quran yang penting dipelajari, yang mana dapat menjelaskan kepada kita makna dan tujuan dari surah-surah yang terkandung didalamnya. Membuat kita dapat memahami kolerasi ayat al-Quran dengan ayat yang lain.
     Maka secara keseluruhan buku DR.Hasani Ahmad Said,M.A , “Diskursus Munasabah al-Quran Dalam Tafsir al-Misbah” ini sangat bermanfaat bagi kita untuk memahami al-Quran dengan baik. Maka buku ini sangat layak diapresiasi karna dapat menyuguhkan tulisan mengenai penafsiran al-Quran dalam segi munasabah al-Quran . Bahasa yang digunakan sangat komunikatif. Sehingga kita dapat memahami isi pembahasan yang ada didalamnya.

   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar